rasanya mencoba ekstrovert

Setiap orang pasti ingin mengembangkan pribadi mereka menjadi lebih baik lagi. Namun tak kebanyakan orang mau melakukannya. Karena mungkin hanya sekedar mau bukan niat, atau karena lingkungan yang dianggap kurang mendukung menjadi salah satu faktor utamanya.

Menurut psikolog Hans Eysenck, introvert adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introversi dengan karakteristik watak yang tenang, pendiam, suka menyendiri, suka termenung dan menghindari resiko.

sedangkan Dalam teorinya Eysenck juga mengatakan bahwa ekstrovert adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introversi – ekstroversi dengan karakteristik watak peramah, suka bergaul, menurutkan kata hati dan senang mengambil resiko.

Saya tidak menganggap bahwa introvert itu buruk, dan tidak menganggap pula ekstrovert itu baik. Namun dalam dua kepribadian ini pasti sama – sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Dan saya juga ingin mengembangkan pribadi menjadi lebih fleksibel dalam segala situasi dan juga kondisi. Dalam artian mampu beradaptasi di lingkungan baru atau keramaian, maupun di dalam ruangan ketika sendirian.

Jadi demi keberhasilan suatu keinginan ini saya sudah mempersiapkan apa saja yang diperlukan dan seperti apa langkah-langkahnya dalam mencoba menjadi ekstrovert. Dan berikut  ulasannya.

1. berpikir terbuka

Sulit untuk menarik keluar dari sifat kepribadian yang kamu anggap negatif. Terlalu sering introvert akan menganggap stereotip ekstrovert sebagai berisik, tidak nyaman, ugal-ugalan maen ga jelas sana sini. Jadi mencoba berfikir positif tentang ekstrovert adalah langkah awal yang bagus untuk saya atau mungkin kamu yang mencoba ekstrovert. Lalu setelah itu saya menulis akan dengan siapa saya akan bergaul, atau mungkin bersosialisasi min 10 orang per hari. Identifikasi kualitas yang kamu sukai dari orang-orang ini. Tapi disini juga saya membatasi diri, untuk bergaul yang sekiranya orang tersebut baik dan dapat diterima diri sendiri.

2. adopsi sifat yang berlawanan

Berikutnya adalah praktek, jadi dalam praktek ini, ketika sedang melakukan aktivitas keseharian di tempat umum. Mencoba berfikir seperti ekstrovert menjadi lebih emosional, yaa walaupun saya nggap agak susah ya, tapi lama kelamaan itu malah keterusan untuk saya dan itu asik. Mulanya mencoba untuk bersosialisasi dengan satu orang saja, tapi lama kelamaan menjadi lebih dari satu orang atau bahkan satu kelomok. Dan hasilnya saya bisa bereksfresi  lebih natural dan tidaklah kaku.

3. memainkan sebuah peran

Saya baru sadar bahwa Banyak bintang atau artis di layar panggung sebenarnya tertutup, ya contohnya saja raditya dika, isyana sarasvati, reza rahadian, tulus, maudy  ayunda, dan masih banyak lagi. Hanya ketika mereka berperan sebagai karakter fiksi atau berkedok sebagai orang sungguhan, mereka menemukan bahwa kebebasan persona yang berbeda memberi mereka kesempatan untuk menjadi lebih ekstrovet. Bahkan jika kamu tidak keluar secara sering kamu memiliki apa yang diperlukan untuk menunjukkan kinerja sebagai seorang ekstrovert. Jadi saya mencoba bermain dalam 0satu peran ketika di keramian dan mencoba memposisikan diri.

4. Belajar dari lingkungan

Langkah selanjutnya adalah dengan belajar dari lingkungan ketika saya sudah mendpatlkan peran ketika berada di khalayak orang ramai. Dalam kelompok orang tertentu akan ada campuran introvert dan ekstrovert. Siapa diantara mereka yang memiliki kepribadian paling menonjol atau menguasai pembicaraan dan satu kelompok, dan melihat kepribadian yang kiranya biasa saja dan hanya sekedar ikut-ikut. Saya haru sbelajar dari situ, agar esoknya saya bisa lebih bereksfresi dan tahu harus melakukan apa ketika bergaul di keramaian.

5. Kenali diri sendiri

Katika semua itu sudah dijalankan, saya tinggal mengenal diri sendiri, seperti batasan, dan baiknya seperti apa. Sehingga ketika berada di keramaina itu, tidaklah mengganggu atau menyusahkan diri sendiri.

satu minggu sudah saya menjalankan semua itu, hari pertama saya merasa sulit, namun seiring berjalannya hari, saya mulai terbiasa, bahkan sampai terbawa suasana lingkunan, dan tanpa sadar saya banyak berbicara dengan orang-orang baru. konyolnya si, saya baru tau orang-orang baru tersebut karena ternyata adalah tetangga di daerah sendiri, namun dengan ini saya mengetahui bahwa tantangan satu minggu yang saya lakukan tidaklah sia-sia.

walaupun demkian, kebiasaan adalah sesuatu yang harus diperhatikan jika ingin berubah, pikiran alam bawah sadar kita akan selalu menggerakkan langgkah kita, karena kita sering melakukan hal tersebut, dan Namun, studi yang dilaksanakan pada tahun 2009 terhadap 96 orang menemukan bahwa membentuk kebiasaan baru tidak pasti membutuhkan waktu 21 hari. Para peneliti justru menemukan bahwa waktunya bervariasi, antara 18 hingga 254 hari, tergantung pada masing-masing individu, walaupun rata-rata memerlukan waktu 66 hari. jadi jika waktu tantangan hanya satu minggu akan sulit untuk berubah, dan saya mulai menyukai ini, semoga saja dengan ini saya bisa merubah kebiasaan buruk saya.

Kesimpulannya dari tantangan diri sendir ini adalah. tidak penting kamu itu introvert atau ekstrovert, yang terpenting adalah, kita mengetahui kekurangan dan kelebihan kita itu seperti apa. sehingga bisa beradaptasi dari linkungan sekitar, jadi bisa dibilang tidak culture shok, atau kaget ketika mendapati kebudayaan atau kebiasaan yang berbeda. Sehigga kita bisa meminkan sebuah peran dalam situasi seperti itu.

jangan lupa mampir ke chanel wahyudi_okta. https://youtu.be/RPlRS_1xOFk

selamat anda berhasil menjadi pembaca hingga akhir, terimakasih

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s